Aku (tadi) meminta izin kepada Umar hingga tiga kali, namun ia tidak memberiku izin, maka aku hendak kembali pulang, lalu Umar bertanya: Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit & apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ― QS. Ali 'Imran [3]: 29.

يَسْـَٔلُهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْنٍۢ QS. Ar-Rahman 29 “Segala sesuatu di langit dan bumi meminta pada-Nya.” Pertama, mari kita pahami hal itu. سُؤَال atau meminta, dalam Bahasa Arab ada dua jenis. Sebelum saya jelaskan artinya, mari saya jelaskan kerancuan dalam memahami ayat ini. Allah berkata segala sesuatu meminta kepada-Nya. Malaikat meminta kepada-Nya, hewan meminta kepada-Nya, kita meminta kepada-Nya. Namun seseorang datang dan berkata, “Saya punya teman ateis, dia tidak meminta pada Allah.” “Saya punya teman yang tidak agamis, dia tidak pernah meminta pada Allah.” “Lalu dosen filsafat saya, dia tidak pernah meminta pada Allah.” “Apa maksudmu segala sesuatu meminta pada-Nya?” Saat itulah Anda perlu memahami, ada dua arti dari kata “meminta” di dalam Bahasa Arab. Pertama, “secara sadar meminta”, yang kedua, “membutuhkan”. سُؤَال juga berarti “membutuhkan”. Sebagai contoh, وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنْهَرْ QS. Ad-Duha 10 “Terhadap yang meminta, jangan angkat bahu tolak mereka.” Juga berarti, “Terhadap yang butuh, jangan angkat bahu tolak mereka”. Ada orang-orang yang memang demikian kondisinya, mereka butuh, tapi tidak mengemis. Anda harus tahu bahwa mereka butuh. Dan sebelum mereka meminta, Anda seharusnya sudah memberi mereka. Arti ayat ini adalah, “Segala sesuatu di langit dan segala sesuatu di bumi membutuhkan”. Dan mereka selalu membutuhkan-Nya. Ada yang kafir, ada Muslim yang suka menentang. Ada yang sudah paham bahwa mereka melakukan sesuatu yang salah, yang tidak sepatutnya mereka lakukan, tapi tetap mereka lakukan dan tetap melanggar perintah Allah. Allah juga memberi mereka, dan terus memberi mereka. Di antara Anda ada yang salat lima waktu, ada pula yang tidak salat sama sekali, ada lagi yang baru ke sini masjid pertama kalinya selama setahun ini, Semuanya Allah beri, tidak ada yang tidak Allah beri. Paru-paru kita semua diisi Allah dengan udara. Jantung kita semua dijaga Allah tetap berdenyut. Jantung saya yang berdenyut di dalam sini, setiap kali akan berdenyut lagi, berdoa kepada Allah, “Ya Allah bolehkah aku berdenyut kembali?” Lalu Dia memberikan izin-Nya. Setiap urat di dalam tubuh saya membutuhkan, dia butuh dari Allah. Tanpa izin Allah. وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ QS. Al-An’am 59 “Tidak selembar daun pun gugur sebelum mendapat izin-Nya.” Tidak selembar daun pun akan gugur dari sebuah pohon, tidak satu sel pun di dalam tubuh saya akan bergerak tanpa izin-Nya. Saya bisa saja menentang Allah, Allah telah memberi jiwa saya kesempatan untuk melupakan Allah, melakukan segala yang saya inginkan, bicara semau saya, memperoleh uang dengan cara apa pun yang saya inginkan, menjalani hubungan apa pun yang saya mau, menghabiskan Jum’at malam sesuka saya. Jum’at siang, alhamdulillah Anda sudah melakukan kewajiban terhadap Allah. Jum’at malam untuk setan, kan? Bagi sebagian besar orang begitu? Membuat akhir pekan yang sempurna? Menyeimbangkan persamaan pahala=dosa? Tetapi Allah tidak menyengat Anda dengan petir karenanya. Allah tidak menyeret Anda kembali ke dalam masjid karenanya. Dia bisa jika Dia berkehendak. Dia sudah menghukum bangsa-bangsa terdahulu. Dia tidak melakukan hal itu pada Anda dan saya. Ketika tangan mencuri, ia tidak serta merta lumpuh. Ketika seseorang berzina, mereka tidak langsung kena serangan jantung. Ketika seseorang memakan yang haram, tidak serta merta kena kanker usus. Dia tidak melakukan itu. Mereka masih tetap makan dan tersenyum. Setiap mereka membutuhkan, يَسْـَٔلُهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ. Lalu Dia berfirman kepada Anda dan saya, كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْنٍۢ. Setiap saat, setiap hari. يوم di sini sebenarnya sebuah مصطلح لجميع ألاكواد. Artinya setiap waktu, setiap jam, setiap hari, selamanya, Dia sibuk dengan sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh-Nya. Sebenarnya ini bukan peringatan dalam surat ini, tetapi sesuatu yang indah yang dengannya ingin saya simpulkan. يَسْـَٔلُهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْنٍۢ. Anda tahu, saya dalam kapasitas seorang guru, ketika mengajar, sebutlah ada 50 siswa, salah seorang dari mereka bertanya, yang lain butuh bantuan ekstra, seorang lagi berkata sedang ada masalah, yang lain lagi mengatakan sedang bingung. Saya beri salah satu dari mereka lima menit, saya beri satu lagi lima menit, yang lain lagi saya beri lima menit. Jika saya memberi mereka semua lima menit, sudah 250 menit. Saya sekarat. Saya tidak mampu melayani semuanya. Kalaupun bisa, kalaupun saya beri masing-masingnya lima menit, semua akan protes, “Saya cuma dapat lima menit.” Bukankah begitu kejadiannya? Saya tidak mampu mengingat semua permintaan mereka. Saya bahkan tidak bisa menjawab semua pertanyaan mereka. Beberapa di antara pertanyaan mereka jauh melampaui ilmu saya. Beberapa di antara permintaan atau kebutuhan mereka, tak mampu saya penuhi. Salah satunya akan menemui saya dan berkata, “Saya butuh waktu Anda tiga jam.” Saya akan menjawab, “Maaf, saya tidak bisa memberi tiga jam waktu saya untukmu.” “Seandainya saja saya bisa, tapi saya punya kewajiban lain.” Ketika orang-orang menuntut dari Anda, Anda akan paham apa artinya ketika terlalu banyak orang meminta terlalu banyak hal. Anda tahu apa yang akan terjadi? Mereka akan sakit dan berkata, “Saya butuh istirahat.” “Saya akan pergi liburan, saya tak mampu menangani ini lagi.” Seperti manajer sebuah toko setelah diskon Natalan, mereka seperti tidak mau berurusan dengan siapa pun. Manusia akan rusak jika Anda terus meminta dari mereka, meminta, dan terus meminta… Kepala rumah tangga mungkin akan sering mengalaminya. Karena permintaan selalu datang kepada mereka, dari segala penjuru. Mereka ditekan setiap saat. Dalam posisi demikian, Anda pasti tahu akan ada sebagian orang yang didengar permintaannya, sebagian yang lain takkan didengar. Mereka yang lebih penting atau menjadi prioritas akan didengar. Mereka yang tidak seberapa penting takkan didengar. Lihatlah siapa Allah عز وجل itu. Setiap orang meminta dari-Nya. Yang beriman meminta dari-Nya, yang kafir meminta dari-Nya. Muslim yang paling menentang, lupakan sejenak golongan non-Muslim. Muslim yang paling menentang, yang secara terbuka, dengan bangga melakukan yang haram, yang mengatakan hal-hal yang buruk dengan mulut mereka, yang menzalimi satu sama lainnya. Mereka melakukan semuanya secara terbuka, namun bahkan jantung mereka memohon untuk denyut berikutnya, dan Allah kabulkan. Bahkan bagi mereka, Allah kirimkan malaikat dan penjaga mobilnya seraya mereka berkendara menuju kelab malam di Jum’at malam. Bahkan bagi mereka… Allah عز وجل melindungi dan memberi mereka semua, dan Dia berkata, “Aku beri, apa yang diberikan Allah, hanya Dia yang bisa memberikan.” Inilah شَأْن, شَأْن adalah fi’il amr, يختص بأحد. Hal yang hanya bisa dilakukan oleh seseorang, seperti sebagian Anda yang menjalankan bisnis, ada hal-hal yang hanya Anda yang bisa melakukannya, jika Anda gaji seseorang untuk melakukannya, mereka akan mengacaukannya. Anda sudah mencoba sebelumnya, Anda percayakan kasir pada mereka, lalu sesuatu menjadi kacau. Jadi hanya Anda yang bisa melakukannya. Ini disebut شَأْن. Ada hal-hal yang dilakukan Allah, yang hanya Allah yang bisa melakukannya, yang lain tidak bisa melakukannya. Tidak ada yang lain yang bisa melakukannya. Ketika Anda menyadari itulah yang dilakukan Allah bagi Anda setiap saat, Anda akan melupakan satu pertanyaan tolol, yang dibisikkan setan ke dalam hati Anda dan hati saya. “Di mana Allah ketika aku membutuhkan-Nya?” “Di mana Allah ketika aku punya masalah ini?” “Mengapa Dia tidak menolongku menghadapi hal ini?” Orang-orang mempertanyakan hal ini, bukan? Bahkan pertanyaan ini kadang hinggap di kepala Anda. “Di mana Allah?” Dan jawaban Allah adalah, “Aku selalu ada di sana.” “Dan Aku menjaga lidahmu, ketika kamu mengatakan hal itu.” Memangnya bagaimana suara bisa keluar dari kotak suara Anda? Memangnya bagaimana udara bisa keluar dari mulut Anda sehingga Anda bisa mempertanyakan Allah? Dia memberi Anda kemampuan untuk melakukan itu… hehehe… Inilah yang dimaksud dengan كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْنٍۢ.
Karenaitu Prof Didin menjelaskan pada ayat 43 dan 44 surat Az Zumar manusia diperintahkan untuk hanya meminta pertolongan kepada Allah. Karena hanya Allah yang dapar memberikan pertolongan pada berbagai hal yang dibutuhkan manusia. Bahkan Allah menolong siapa pun yang memohon padanya kendati tidak memiliki sesuatu apapun.
SUDAH menjadi kelaziman bagi setiap Muslim apabila menjalin pergaulan dengan orang lain ialah hendaklah saling bersilaturahim. Salah satunya dengan berkenjung ke rumah. Alangkah lebih baik, ketika hendak berkunjung ke rumah mintalah izin terlebih dahulu atau mengetuk pintu lebih dulu. Meminta izin sebelum masuk rumah, ini adalah satu kewajiban yang merupakan ciri akhlak yang telah ditetapkan oleh Allah dalam al-Qur’an sebagaimana firman-Nya BACA JUGA 11 Cara Bertamu yang Baik dalam Islam “Wahai orang orang yang beriman janganlah kamu masuk ke dalam rumah yang bukan rumah kamu sehinggalah kamu meminta izin dan memberi salam ke atas ahli keluarga rurnah tersebut yang demikian itu adalah febih baik semoga kamu dapat mengambil peringatan,” QS. An-Nur 27. Lantas bagaimana cara kita meminta izin ketika bertamu atau berkunjung kerumah orang lain yang telah ditetapkan dalam Alquran. Mau tahu ini dia Dalam Alquran telah dijelaskan bahwa cara meminta izin ketika bertamu yang baik dengan memberi salam sebanyak tiga kali kepada yang punya rumah. Kenapa harus tiga kali? Sebab, dengan memberi salam tiga kali ini memberikan kesempatan kepada yang bertamu, siapa tahu yang punya rumah tidak terdengar kalau satu kali, saja! Nah, kalau kita sudah diberi izin masuk rumah, hendaklah masuk dengan baik. Dan seandainya tidak diberi izin, maka hendaklah pulang dengan cara yang baik tanpa ada prasangka yang buruk Suuzon kepada yang punya rumah. Karena mungkin pemilik rumah mempunyai sebab-sebab tertentu yang menyebabkan dia menolak kedatangan seseorang. BACA JUGA Muslim, Begini Adab Memuliakan Tamu dalam Islam Mengambil langkah untuk pulang ini memang disuruh oleh Allah SWT kepada hamba-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan jika dikatakan kepadamu untuk pulang, maka hendaklah kamu pulang karena ini adalah sebijak bijak tindakan bagimu, dan Allah amat mengetahui dengan apa yang kamu lakukan,” QS. Al-Nur 28. Karenanya jadilah seorang tamu yang baik dan memiliki adab bertamu yang baik pula. Jikalau diberi izin untuk masuk, maka menjadilah seorang tamu yang baik yang tidak merepotkan yang punya rumah. Jangan mentang-mentang “tamu adalah raja” kita bisa berbuat semaunya. [] Referensi Adab Pergaulan Menurut Dalil Al-Quran Dan Al-Sunnah/ Dr. Rokiah Ahmad
Ug9LO.
  • 32hrudcjen.pages.dev/310
  • 32hrudcjen.pages.dev/17
  • 32hrudcjen.pages.dev/54
  • 32hrudcjen.pages.dev/110
  • 32hrudcjen.pages.dev/52
  • 32hrudcjen.pages.dev/285
  • 32hrudcjen.pages.dev/253
  • 32hrudcjen.pages.dev/226
  • bumi meminta izin kepada allah